my home

my home
Tidore Island

Sabtu, 10 Maret 2012

Kemiskinan di Indonesia


BAB I
PENDAHULUAN

Ekonomi makro atau makro ekonomi adalah studi tentang ekonomi secara keseluruhan. Makroekonomi menjelaskan perubahan ekonomi yang mempengaruhi banyak rumah tangga (household), perusahaan, dan pasar. Ekonomi makro dapat digunakan untuk menganalisis cara terbaik untuk mempengaruhi target-target kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomi,stabilitas harga, tenaga kerja dan pencapaian keseimbangan neraca yang berkesinambungan.
Dalam makalah kali ini akan dibahas mengenai suatu masalah yang berhubungan dengan ekonomi makro yaitu Kemiskinan di Indonesia.
Kita pasti sudah mengetahui bahwa selama bertahun-tahun ini, isu kemiskinan menjadi perhatian serius dan fokus bagi pemerintah. Kemiskinan dianalisis dari berbagai sudut pandang dan pendekatan guna mendapatkan pemahaman yang utuh. Kemiskinan bukan gejala sederhana, tidak hanya terkait ekonomi semata, tetapi saling terkait dengan masalah lain yang amat kompleks.
Selain itu, angka kemiskinan yang ada di Indonesia dari tahun ke tahun sepertinya belum pernah berkurang begitu banyak. Malah belakangan ini angka tersebut semakin besar karena begitu dasyatnya pengaruh krisis moneter yang berimbas pada krisis ekonomi. Laju inflasi yang semakin besar dan tidak sesaat menjadi pelengkap keterpurukan warga masyarakat.
Meskipun data ini terus bergulir dan mengalami perubahan setiap saat, namun sampai saat ini masih harus bekerja keras dalam menetapkan kriteria seseorang atau keluarga tersebut bisa termasuk miskin. Jangan sampai terulang kembali pada setiap melakukan program pengentasan kemiskinan diawali dulu dengan debat kusir orang atau kekuarga miskinnya. Pemangku kepentingan dan pelaku pengambil kebijakan sudah saatnya secara bersama-sama mempunyai kesepahaman sekaligus kesempatan tentang kriteria tersebut sehingga bisa menjadi indikator bagi siapa saja yang akan melakukan pendataan.





BAB II
PEMBAHASAN

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan.
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
·         Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari,sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
·         Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan daninformasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
·         Gambaran tentang kurangnyapenghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politikdan ekonomi di seluruh dunia.
Terdapat  beberapa contoh kasus atau masalah yang berhubungan dengan kemiskinan yang terjadi disekitar kita yang diantaranya yaitu;
·         Februari 2008, di Makassar, Sulsel; seorang ibu (45 th) dan seorang anak balitanya (4 th) meninggal dalam kondisi 3 hari kelaparan dan diare akut. Para tetangga, begitu pula RT/RW-nya, diberitakan tidak ada yang tahu karena mereka tidak pernah meminta-minta.
·         Mei 2008, seorang anak yatim laki2 usia SD di Cibinong terpaksa tidak sekolah karena harus menjaga 2 adiknya yang masih kecil. Ibunya harus mencari nafkah dengan pendapatan yang kecil sehingga tidak mencukupi untuk membayar pembantu rumah tangga.
·         Jatah beras miskin (raskin) yang didrop via ke-tua RT 1 x/ bulan tidak bisa ditebus oleh yang berhak. Saat beras datang, mereka tidak sanggup mengganti biaya transportasi karena sedang tidak punya uang (karena memang benar2 miskin). Akhirnya beras dibeli oleh orang yang lebih mampu.
·         Riba eceran (pinjaman bernilai kecil) banyak terja-di di kalangan orang miskin. Hutang Rp 200.000,- mesti dibayar Rp 8.000 per hari x 30 hari (bunga 20%/bulan)
·         Makassar, Maret 2008, seorang ibu miskin, sehabis bersalin, berniat menjual bayinya agar bisa membayar biaya pesalinan Rp300 ribu. Di Bekasi, Maret 2008, seorang ibu membenamkan 2 anaknya sehingga mati karena kemiskinan
Kemiskinan bisa dikelompokan dalam dua kategori, yaitu Kemiskinan absolut dan Kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut mengacu pada satu set standard yang konsisten , tidak terpengaruh oleh waktu dan tempat / negara. Sebuah contoh dari pengukuran absolut adalah persentase dari populasi yang makan dibawah jumlah yg cukup menopang kebutuhan tubuh manusia (kira kira 2000-2500 kalori per hari untuk laki laki dewasa).
Bank Dunia mendefinisikan Kemiskinan absolut sebagai hidup dengan pendapatan dibawah USD$1/hari dan Kemiskinan menengah untuk pendapatan dibawah $2 per hari, dg batasan ini maka diperkiraan pada 2001 1,1 miliar orang didunia mengkonsumsi kurang dari $1/hari dan 2,7 miliar orang didunia mengkonsumsi kurang dari $2/hari."[1] Proporsi penduduk negara berkembang yang hidup dalam Kemiskinan ekstrem telah turun dari 28% pada 1990 menjadi 21% pada 2001.[1] Melihat pada periode 1981-2001, persentase dari penduduk dunia yang hidup dibawah garis kemiskinan $1 dolar/hari telah berkurang separuh. Tetapi , nilai dari $1 juga mengalami penurunan dalam kurun waktu tersebut.
Meskipun kemiskinan yang paling parah terdapat di dunia bekembang, ada bukti tentang kehadiran kemiskinan di setiap region. Di negara-negara maju, kondisi ini menghadirkan kaum tuna wisma yang berkelana ke sana kemari dan daerah pinggiran kota dan ghetto yang miskin. Kemiskinan dapat dilihat sebagai kondisi kolektif masyarakat miskin, atau kelompok orang-orang miskin, dan dalam pengertian ini keseluruhan negarakadang-kadang dianggap miskin. Untuk menghindari stigma ini, negara-negara ini biasanya disebut sebagainegara berkembang.
Kemiskinan banyak dihubungkan dengan:
·         penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin;
·         penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga;
·         penyebab sub-budaya(subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar;
·         penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi;
·         penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari struktur sosial.
Meskipun diterima luas bahwa kemiskinan dan pengangguran adalah sebagai akibat dari kemalasan, namun diAmerika Serikat (negara terkaya per kapita di dunia) misalnya memiliki jutaan masyarakat yang diistilahkan sebagai pekerja miskin; yaitu, orang yang tidak sejahtera atau rencana bantuan publik, namun masih gagal melewati atas garis kemiskinan.
Sekarang kemiskinan sudah memberikan dampak yang beraneka ragam mulai dari tindak kriminal, pengangguran, kesehatan terganggu, dan masih banyak lagi. Kemiskinan memang dapat menyebabkan beragam masalah tapi untuk sekarang masalah yang paling penting adalah bagaimana caranya anak-anak kecil yang sama sekali tidak mampu dapat bersekolah dengan baik seperti anak-anak lainnya. Pertama itulah masalah yang harus dipecahkan oleh pemerintah karena jika masalah itu tidak dapat dibereskan maka akan muncul masalah-masalah baru yang lebih banyak lagi. Dan juga banyak orang-orang miskin terkena penyakit tapi mereka sulit untuk berobat ke dokter karena mahal, walapun pemerintah sudah memberikan kartu kemiskinan tapi itu tidak menjamin di rumah sakit.

Selain itu ada juga dampak miskin yaitu kekufuran, yang di antaranya:
·         Fasilitas umum / produksi (pabrik), yang dibangun dengan waktu yang cukup lama dan biaya besar, dirusak dalam sekejap oleh masyarakat / karyawan sendiri.
·         Berebutan sedekah sehingga ter-injak2 (padahal ada orang yang berhak namun tidak mendapatkan)
·         Tawuran (olahraga, antar pelajar, antar kampung)
·         Membunuh anak sendiri (ibu yang membenamkan 2 anaknya karena miskin)
Akibat kekufuran terjadilah pengrusakan yang merupakan contoh buruk buat generasi mendatang bahwa pemaksaan / kekerasan dianggap sebagai alat ”ampuh” untuk melawan orang sejahtera (kaya) yang ”menulikan telinga”, ”membutakan mata”, dan ”membutakan hati”. Akibat selanjutnya, banyak investor enggan berinvestasi. Lapangan kerja menjadi berkurang atau tidak bertambah. Kalau tidak segera ditangani diperkirakan bencana sosial akan datang.

Cara menanggulangi kemiskinan adalah:
·         Bantuan kemiskinan, atau membantu secara langsung kepada orang miskin. Ini telah menjadi bagian pendekatan dari masyarakat Eropa sejak zaman pertengahan.
·         Bantuan terhadap keadaan individu. Banyak macam kebijakan yang dijalankan untuk mengubah situasi orang miskin berdasarkan perorangan, termasuk hukuman, pendidikan, kerja sosial, pencarian kerja, dan lain-lain.
·         Persiapan bagi yang lemah. Daripada memberikan bantuan secara langsung kepada orang miskin, banyak negara sejahtera menyediakan bantuan untuk orang yang dikategorikan sebagai orang yang lebih mungkin miskin, seperti orang tua atau orang dengan ketidakmampuan, atau keadaan yang membuat orang miskin, seperti kebutuhan akanperawatan kesehatan.











Pengentasan Kemiskinan di Jatinagor.
Angka kemiskinan di Desa Cipacing mencapai 566 kepala keluarga. Sekitar 90% mata pencarian masyarakat Cipacing adalah pengrajin. Tingkat kemiskian di desa Cipacing semakin tahun semakin meningkat. Dalam pengentasan kemiskinan di desa Cipacing kecamatan Jatinangor ada beberapa program yang dicanangkan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yaitu:
1.      JAMKESMAS
2.      Keluarga Harapan
3.      Program Rumah Tidak Layak Huni
4.      RASKIN
5.      JAMKESDA
6.      PNPM Mandiri
PNPM Madiri adalah program nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. PNPM Mandiri dilaksanakan melalui harmonisasi dan pengembangan sistem serta mekanisme dan prosedur program, penyediaan pendampingan dan pendanaan stimulan untuk mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat dalam upaya penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menciptakan/meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun berkelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup, kemandirian dan kesejahteraannya. Pemberdayaan masyarakat memerlukan keterlibatan yang besar dari perangkat pemerintah daerah serta berbagai pihak untuk memberikan kesempatan dan menjamin keberlanjutan berbagai hasil yang dicapai.
Tujuan PNPM Mandiri       
  • Meningkatnya partisipasi seluruh masyarakat, termasuk masyarakat miskin, kelompok perempuan, komunitas adat terpencil dan kelompok masyarakat lainnya yang rentan dan sering terpinggirkan ke dalam proses pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan.
  • Meningkatnya kapasitas kelembagaan masyarakat yang mengakar, representatif dan akuntabel.
  • Meningkatnya kapasitas pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat terutama masyarakat miskin melalui kebijakan, program dan penganggaran yang berpihak pada masyarakat miskin (pro-poor)
  • Meningkatnya sinergi masyarakat, pemerintah daerah, swasta, asosiasi, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, organisasi masyarakat dan kelompok perduli lainnya untuk mengefektifkan upaya-upaya penanggulangan kemiskinan.
  • Meningkatnya keberadaan dan kemandirian masyarakat serta kapasitas pemerintah daerah dan kelompok perduli setempat dalam menanggulangi kemiskinan di wilayahnya.
  • Meningkatnya modal sosial masyarakat yang berkembang sesuai dengan potensi sosial dan budaya serta untuk melestarikan kearifan lokal.
  • Meningkatnya inovasi dan pemanfaatan teknologi tepat guna, informasi dan komunikasi dalam pemberdayaan masyarakat.
Cipacing dikenal dengan kerajinan senapan angin sejak dahulu, 90%  masyarakat Cipacing bermata pencarian sebagai pengrajin senapan angin. Dengan demikian, hampir semua dana bantuan PNPM mandiri dicairkan buat UKM pengrajin senapan di cipacing. Menurut Dadang S, yang menjabat sebagai kaur pemerintahan desa Cipacing Senapan Angin, masyarakat Cipacing  sudah membuat senapan angin sejak tahun 1964. bermula dari keterampilan mereparasi senapan, masyarakat akhirnya tertarik membuat sendiri senapan angin ini. Sejak saat itu, di Cipacing bermunculan bengkel-bengkel yang khusus memproduksi senapan angin kaliber 4 setengah. Jumlah pengrajinnya ditaksir mencapai 300-an lebih. Hanya kurang dari dua tahun, produksi senapan angin dari Cipacing sudah berkembang sangat cepat. Wilayah pemasaran yang semula hanya seputar Jawa Barat, melebar ke seantero nusantara.
Tapi era keemasan itu tidak berlangsung lama, terutama setelah terpaan krisis ekonomi tahun 1997 dan bergolaknya daerah seperti Aceh, Ambon dan lain-lain. Senapan angin yang tadinya bebas diperjual belikan, saat itu mulai dibatasi ruang geraknya. Setidaknya untuk wilayah Aceh, Ambon, Kalimantan dan Sulawesi, penjual senapan angin dilarang masuk. Padahal daerah itu merupakan jalur gemuk untuk bisnis senapan angin. Menurut para pedagang senapan, dulu sebelum ada larangan menjual senapan ke daerah konflik, dalam sebulan 500 pucuk bisa terjual, sekarang ini 100 pucuk senapan angin saja belum tentu terjual habis dalam sebulan.
            Dengan jatuhnya pasaran tersebut masyarakat mulai meninggalkan kerajinan tersebut. Namun dengan seiring waktu pemberdayaan senapan mulai dilirik lagi oleh masyarakat. PNPM mandiri sangat membantu mereka dalam pemberdayaan usaha kerajinan senapan tersebut. Program pemerintah yang telah dilakukan akhir tahun 2010 kemarin sangat membantu mereka dalam pendanaan dan pemasaran. Karena media masa dan masyarakat sudah mulai melirik kualitas senapan buatan Cipacing.
Pelaksaan PNPM mandiri sendiri diklaim oleh pemerintah desa Cipacing bahwa program ini telah dilaksanakan dan tepat pada sasaran di masyarakat Cipacing. Penerapan program ini dimulai dapat dikatakan berhasil karena dilihat dari perkembangan produksi yang semakin meningkat. Setiap usaha pengrajin senapan diberi modal untuk membesarkan produksinya. Program ini diberi dan awasi sendiri oleh pemerintah desa. Dari peningkatan produksi hingga di ekspor ke luar daerah hingga Indonesia timur telah  menjadi tolak ukur keberhasilan peningkatan UKM di Cipacing. Hal ini di utarakan sendiri oleh pemerintahan desa cipacing yang diwaliki oleh kaur pemerintahan Bapak Dadang S. Beliau mengutrakan bahwa masyarakat sangat antusias dan sangat senang dengan adanya program ini, karena benar-benar sangat membantu mereka dalam perluasaan usaha mereka. Dengan demikian maka program PNPM mandiri di desa Cipacing dapat dikatakan berhasil dan tepat pada sasaran.







BAB III
PENUTUP

Setelah penulis membuat makalah ini, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa ada berbagai dampak yang dapat dialami oleh masyarakat akibat kemiskinan ini yaitu;
Memang kita akui masalah kemiskinan di Indonesia ini sampai sekarang belumlah tuntas. Banyak sekali hal-hal yang menyebabkan masalah kemiskinan ini belum tuntas. Namun dalam mengentaskan masalah kemiskinan ini perlu adanya campur tangan pemerintah agar dapat segera terselesaikan.

Saran yang diambil oleh penulis bagi para pembaca adalah:
  • tingkatkanlah kualitas anda melalui sekolah ke jenjang yang lebih tinggi
  • berjuanglah dengan keras jangan sampai putus asa
  • bantulah sesamamu yang tidak mampu


Tidak ada komentar:

Posting Komentar