BAB I
PENDAHULUAN
Ekonomi makro atau makro
ekonomi adalah studi tentang ekonomi secara keseluruhan. Makroekonomi
menjelaskan perubahan ekonomi yang mempengaruhi banyak rumah tangga (household), perusahaan, dan pasar. Ekonomi makro dapat
digunakan untuk menganalisis cara terbaik untuk mempengaruhi target-target kebijaksanaan
seperti pertumbuhan ekonomi,stabilitas harga, tenaga kerja dan
pencapaian keseimbangan neraca yang berkesinambungan.
Dalam makalah kali ini akan dibahas
mengenai suatu masalah yang berhubungan dengan ekonomi makro yaitu Kemiskinan
di Indonesia.
Kita pasti sudah mengetahui bahwa selama
bertahun-tahun ini, isu kemiskinan menjadi perhatian serius dan fokus bagi
pemerintah. Kemiskinan dianalisis dari berbagai sudut pandang dan pendekatan
guna mendapatkan pemahaman yang utuh. Kemiskinan bukan gejala sederhana, tidak
hanya terkait ekonomi semata, tetapi saling terkait dengan masalah lain yang
amat kompleks.
Selain itu, angka kemiskinan yang ada di
Indonesia dari tahun ke tahun sepertinya belum pernah berkurang begitu banyak.
Malah belakangan ini angka tersebut semakin besar karena begitu dasyatnya
pengaruh krisis moneter yang berimbas pada krisis ekonomi. Laju inflasi yang
semakin besar dan tidak sesaat menjadi pelengkap keterpurukan warga masyarakat.
Meskipun data ini terus bergulir dan
mengalami perubahan setiap saat, namun sampai saat ini masih harus bekerja
keras dalam menetapkan kriteria seseorang atau keluarga tersebut bisa termasuk
miskin. Jangan sampai terulang kembali pada setiap melakukan program
pengentasan kemiskinan diawali dulu dengan debat kusir orang atau kekuarga
miskinnya. Pemangku kepentingan dan pelaku pengambil kebijakan sudah saatnya
secara bersama-sama mempunyai kesepahaman sekaligus kesempatan tentang kriteria
tersebut sehingga bisa menjadi indikator bagi siapa saja yang akan melakukan
pendataan.
BAB II
PEMBAHASAN
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi
ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian ,
tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh
kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap
pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang
memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya
melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya
dari sudut ilmiah yang telah mapan.
Kemiskinan dipahami
dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
·
Gambaran kekurangan materi, yang
biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari,sandang, perumahan, dan
pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi
kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
·
Gambaran tentang kebutuhan sosial,
termasuk keterkucilan sosial,
ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal
ini termasuk pendidikan daninformasi.
Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup
masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
·
Gambaran tentang kurangnyapenghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat
berbeda-beda melintasi bagian-bagian politikdan ekonomi di seluruh dunia.
Terdapat beberapa contoh kasus atau
masalah yang berhubungan dengan kemiskinan yang terjadi disekitar kita yang
diantaranya yaitu;
·
Februari 2008, di
Makassar, Sulsel; seorang ibu (45 th) dan seorang anak balitanya (4 th)
meninggal dalam kondisi 3 hari kelaparan dan diare akut. Para tetangga, begitu
pula RT/RW-nya, diberitakan tidak ada yang tahu karena mereka tidak pernah
meminta-minta.
·
Mei 2008, seorang
anak yatim laki2 usia SD di Cibinong terpaksa tidak sekolah karena harus
menjaga 2 adiknya yang masih kecil. Ibunya harus mencari nafkah dengan
pendapatan yang kecil sehingga tidak mencukupi untuk membayar pembantu rumah
tangga.
·
Jatah beras miskin
(raskin) yang didrop via ke-tua RT 1 x/ bulan tidak bisa ditebus oleh yang
berhak. Saat beras datang, mereka tidak sanggup mengganti biaya transportasi
karena sedang tidak punya uang (karena memang benar2 miskin). Akhirnya beras
dibeli oleh orang yang lebih mampu.
·
Riba eceran (pinjaman
bernilai kecil) banyak terja-di di kalangan orang miskin. Hutang Rp 200.000,-
mesti dibayar Rp 8.000 per hari x 30 hari (bunga 20%/bulan)
·
Makassar, Maret 2008,
seorang ibu miskin, sehabis bersalin, berniat menjual bayinya agar bisa
membayar biaya pesalinan Rp300 ribu. Di Bekasi, Maret 2008, seorang ibu
membenamkan 2 anaknya sehingga mati karena kemiskinan
Kemiskinan bisa dikelompokan
dalam dua kategori, yaitu Kemiskinan absolut dan Kemiskinan relatif.
Kemiskinan absolut mengacu pada satu set standard yang konsisten , tidak
terpengaruh oleh waktu dan tempat / negara. Sebuah contoh dari pengukuran
absolut adalah persentase dari populasi yang makan dibawah jumlah yg cukup
menopang kebutuhan tubuh manusia (kira kira 2000-2500 kalori per hari untuk
laki laki dewasa).
Bank Dunia
mendefinisikan Kemiskinan absolut sebagai hidup dengan pendapatan dibawah USD$1/hari
dan Kemiskinan menengah untuk pendapatan dibawah $2 per hari, dg batasan ini maka
diperkiraan pada 2001 1,1 miliar orang didunia mengkonsumsi kurang dari $1/hari
dan 2,7 miliar orang didunia mengkonsumsi kurang dari $2/hari."[1] Proporsi penduduk negara berkembang yang hidup dalam
Kemiskinan ekstrem telah turun dari 28% pada 1990 menjadi 21% pada 2001.[1] Melihat pada periode 1981-2001, persentase dari
penduduk dunia yang hidup dibawah garis kemiskinan $1 dolar/hari telah
berkurang separuh. Tetapi , nilai dari $1 juga mengalami penurunan dalam kurun
waktu tersebut.
Meskipun
kemiskinan yang paling parah terdapat di dunia bekembang, ada bukti tentang
kehadiran kemiskinan di setiap region. Di negara-negara maju, kondisi ini
menghadirkan kaum tuna wisma yang berkelana ke sana kemari dan daerah pinggiran
kota dan ghetto yang miskin. Kemiskinan dapat dilihat sebagai kondisi
kolektif masyarakat miskin, atau kelompok orang-orang miskin, dan dalam
pengertian ini keseluruhan negarakadang-kadang
dianggap miskin. Untuk menghindari stigma ini, negara-negara ini biasanya
disebut sebagainegara
berkembang.
Kemiskinan banyak dihubungkan
dengan:
·
penyebab individual, atau
patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari perilaku, pilihan, atau
kemampuan dari si miskin;
·
penyebab keluarga, yang
menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga;
·
penyebab sub-budaya(subcultural),
yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau
dijalankan dalam lingkungan sekitar;
·
penyebab agensi, yang melihat
kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang, pemerintah,
dan ekonomi;
·
penyebab struktural, yang
memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari struktur sosial.
Meskipun diterima
luas bahwa kemiskinan dan pengangguran adalah sebagai akibat dari kemalasan,
namun diAmerika
Serikat (negara terkaya
per kapita di dunia) misalnya memiliki jutaan masyarakat yang diistilahkan
sebagai pekerja miskin; yaitu,
orang yang tidak sejahtera atau rencana bantuan publik, namun masih gagal
melewati atas garis kemiskinan.
Sekarang
kemiskinan sudah memberikan dampak yang beraneka ragam mulai dari tindak
kriminal, pengangguran, kesehatan terganggu, dan masih banyak lagi. Kemiskinan
memang dapat menyebabkan beragam masalah tapi untuk sekarang masalah yang
paling penting adalah bagaimana caranya anak-anak kecil yang sama sekali tidak
mampu dapat bersekolah dengan baik seperti anak-anak lainnya. Pertama itulah
masalah yang harus dipecahkan oleh pemerintah karena jika masalah itu tidak
dapat dibereskan maka akan muncul masalah-masalah baru yang lebih banyak lagi.
Dan juga banyak orang-orang miskin terkena penyakit tapi mereka sulit untuk
berobat ke dokter karena mahal, walapun pemerintah sudah memberikan kartu
kemiskinan tapi itu tidak menjamin di rumah sakit.
Selain itu ada juga dampak miskin yaitu kekufuran, yang di
antaranya:
·
Fasilitas umum / produksi (pabrik),
yang dibangun dengan waktu yang cukup lama dan biaya besar, dirusak dalam
sekejap oleh masyarakat / karyawan sendiri.
·
Berebutan sedekah sehingga
ter-injak2 (padahal ada orang yang berhak namun tidak mendapatkan)
·
Tawuran (olahraga, antar pelajar,
antar kampung)
·
Membunuh anak sendiri (ibu yang
membenamkan 2 anaknya karena miskin)
Akibat kekufuran
terjadilah pengrusakan yang merupakan contoh buruk buat generasi mendatang
bahwa pemaksaan / kekerasan dianggap sebagai alat ”ampuh” untuk melawan orang
sejahtera (kaya) yang ”menulikan telinga”, ”membutakan mata”, dan ”membutakan
hati”. Akibat selanjutnya, banyak investor enggan berinvestasi. Lapangan kerja
menjadi berkurang atau tidak bertambah. Kalau tidak segera ditangani
diperkirakan bencana sosial akan datang.
Cara menanggulangi kemiskinan adalah:
·
Bantuan kemiskinan, atau membantu
secara langsung kepada orang miskin. Ini telah menjadi bagian pendekatan dari
masyarakat Eropa sejak zaman pertengahan.
·
Bantuan terhadap keadaan individu.
Banyak macam kebijakan yang dijalankan untuk mengubah situasi orang miskin
berdasarkan perorangan, termasuk hukuman, pendidikan, kerja sosial, pencarian
kerja, dan lain-lain.
·
Persiapan bagi yang lemah. Daripada
memberikan bantuan secara langsung kepada orang miskin, banyak negara sejahtera menyediakan
bantuan untuk orang yang dikategorikan sebagai orang yang lebih mungkin miskin,
seperti orang tua atau orang dengan ketidakmampuan, atau keadaan yang membuat
orang miskin, seperti kebutuhan akanperawatan kesehatan.
Pengentasan
Kemiskinan di Jatinagor.
Angka
kemiskinan di Desa Cipacing mencapai 566 kepala keluarga. Sekitar 90% mata
pencarian masyarakat Cipacing adalah pengrajin. Tingkat kemiskian di desa
Cipacing semakin tahun semakin meningkat. Dalam pengentasan kemiskinan di desa
Cipacing kecamatan Jatinangor ada beberapa program yang dicanangkan oleh
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yaitu:
1.
JAMKESMAS
2.
Keluarga
Harapan
3.
Program
Rumah Tidak Layak Huni
4.
RASKIN
5.
JAMKESDA
6.
PNPM
Mandiri
PNPM
Madiri adalah program nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar dan
acuan pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan berbasis
pemberdayaan masyarakat. PNPM Mandiri dilaksanakan melalui harmonisasi dan
pengembangan sistem serta mekanisme dan prosedur program, penyediaan
pendampingan dan pendanaan stimulan untuk mendorong prakarsa dan inovasi
masyarakat dalam upaya penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan.
Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menciptakan/meningkatkan kapasitas
masyarakat, baik secara individu maupun berkelompok, dalam memecahkan berbagai
persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup, kemandirian dan
kesejahteraannya. Pemberdayaan masyarakat memerlukan keterlibatan yang besar
dari perangkat pemerintah daerah serta berbagai pihak untuk memberikan
kesempatan dan menjamin keberlanjutan berbagai hasil yang dicapai.
Tujuan PNPM Mandiri
- Meningkatnya
partisipasi seluruh masyarakat, termasuk masyarakat miskin, kelompok
perempuan, komunitas adat terpencil dan kelompok masyarakat lainnya yang
rentan dan sering terpinggirkan ke dalam proses pengambilan keputusan dan
pengelolaan pembangunan.
- Meningkatnya
kapasitas kelembagaan masyarakat yang mengakar, representatif dan akuntabel.
- Meningkatnya
kapasitas pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat terutama
masyarakat miskin melalui kebijakan, program dan penganggaran yang
berpihak pada masyarakat miskin (pro-poor)
- Meningkatnya
sinergi masyarakat, pemerintah daerah, swasta, asosiasi, perguruan tinggi,
lembaga swadaya masyarakat, organisasi masyarakat dan kelompok perduli
lainnya untuk mengefektifkan upaya-upaya penanggulangan kemiskinan.
- Meningkatnya
keberadaan dan kemandirian masyarakat serta kapasitas pemerintah daerah
dan kelompok perduli setempat dalam menanggulangi kemiskinan di
wilayahnya.
- Meningkatnya
modal sosial masyarakat yang berkembang sesuai dengan potensi sosial dan
budaya serta untuk melestarikan kearifan lokal.
- Meningkatnya
inovasi dan pemanfaatan teknologi tepat guna, informasi dan komunikasi
dalam pemberdayaan masyarakat.
Cipacing
dikenal dengan kerajinan senapan angin sejak dahulu, 90% masyarakat Cipacing bermata pencarian sebagai
pengrajin senapan angin. Dengan demikian, hampir semua dana bantuan PNPM
mandiri dicairkan buat UKM pengrajin senapan di cipacing. Menurut
Dadang S, yang menjabat sebagai kaur pemerintahan desa Cipacing Senapan Angin,
masyarakat Cipacing sudah membuat
senapan angin sejak tahun 1964. bermula dari keterampilan mereparasi senapan,
masyarakat akhirnya tertarik membuat sendiri senapan angin ini. Sejak saat itu,
di Cipacing bermunculan bengkel-bengkel yang khusus memproduksi senapan angin
kaliber 4 setengah. Jumlah pengrajinnya ditaksir mencapai 300-an lebih. Hanya
kurang dari dua tahun, produksi senapan angin dari Cipacing sudah berkembang
sangat cepat. Wilayah pemasaran yang semula hanya seputar Jawa Barat, melebar
ke seantero nusantara.
Tapi
era keemasan itu tidak berlangsung lama, terutama setelah terpaan krisis
ekonomi tahun 1997 dan bergolaknya daerah seperti Aceh, Ambon dan lain-lain.
Senapan angin yang tadinya bebas diperjual belikan, saat itu mulai dibatasi
ruang geraknya. Setidaknya untuk wilayah Aceh, Ambon, Kalimantan dan Sulawesi,
penjual senapan angin dilarang masuk. Padahal daerah itu merupakan jalur gemuk
untuk bisnis senapan angin. Menurut para pedagang senapan, dulu sebelum ada
larangan menjual senapan ke daerah konflik, dalam sebulan 500 pucuk bisa
terjual, sekarang ini 100 pucuk senapan angin saja belum tentu terjual habis
dalam sebulan.
Dengan jatuhnya pasaran tersebut masyarakat mulai
meninggalkan kerajinan tersebut. Namun dengan seiring waktu pemberdayaan
senapan mulai dilirik lagi oleh masyarakat. PNPM mandiri sangat membantu mereka
dalam pemberdayaan usaha kerajinan senapan tersebut. Program pemerintah yang
telah dilakukan akhir tahun 2010 kemarin sangat membantu mereka dalam pendanaan
dan pemasaran. Karena media masa dan masyarakat sudah mulai melirik kualitas
senapan buatan Cipacing.
Pelaksaan
PNPM mandiri sendiri diklaim oleh pemerintah desa Cipacing bahwa program ini
telah dilaksanakan dan tepat pada sasaran di masyarakat Cipacing. Penerapan
program ini dimulai dapat dikatakan berhasil karena dilihat dari perkembangan
produksi yang semakin meningkat. Setiap usaha pengrajin senapan diberi modal
untuk membesarkan produksinya. Program ini diberi dan awasi sendiri oleh
pemerintah desa. Dari peningkatan produksi hingga di ekspor ke luar
daerah hingga Indonesia timur telah
menjadi tolak ukur keberhasilan peningkatan UKM di Cipacing. Hal ini di
utarakan sendiri oleh pemerintahan desa cipacing yang diwaliki oleh kaur
pemerintahan Bapak Dadang S. Beliau mengutrakan bahwa masyarakat sangat
antusias dan sangat senang dengan adanya program ini, karena benar-benar sangat
membantu mereka dalam perluasaan usaha mereka. Dengan demikian maka program
PNPM mandiri di desa Cipacing dapat dikatakan berhasil dan tepat pada sasaran.
BAB III
PENUTUP
Setelah penulis
membuat makalah ini, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa ada berbagai
dampak yang dapat dialami oleh masyarakat akibat kemiskinan ini yaitu;
Memang kita akui
masalah kemiskinan di Indonesia ini sampai sekarang belumlah tuntas. Banyak
sekali hal-hal yang menyebabkan masalah kemiskinan ini belum tuntas. Namun
dalam mengentaskan masalah kemiskinan ini perlu adanya campur tangan pemerintah
agar dapat segera terselesaikan.
Saran yang diambil oleh penulis
bagi para pembaca adalah:
- tingkatkanlah
kualitas anda melalui sekolah ke jenjang yang lebih tinggi
- berjuanglah
dengan keras jangan sampai putus asa
- bantulah
sesamamu yang tidak mampu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar